Kita kerap mengikuti orang berkata jika orang Area itu keras. Orang Sulawesi itu keras, orang Papua, Ambon, Maluku, mereka orangnya keras- keras. Pernyataan ini dapat terwujud, ataupun pemikiran ini dapat terwujud sebab aksen mereka yang berdengung serta keras. Semacam kita tahu mereka jika berdialog suaranya besar, serta logatnya pula semacam orang merajuk. Terlebih bila berjumpa dengan orang jawa demikian ini, orang jawa yang halus, anteng, yang betul- betul lembut. Serta berjumpa dengan orang yang semacam itu tentu hendak merasa amat berlainan jauh, serta hendak terdapat culture shock.
Orang Yang Mempunyai Aksen Yang Tegas Serta Keras Bukan Berarti Mereka Galak
Serta itu alami. Banyak terjalin pula. Alami memanglah, sebab tidak terbiasa dengan metode yang berlainan. Yang dari anteng bertemu yang berdengung serta jelas, tentu hendak terkejut. Tetapi bukan berarti mereka berdialog dengan berdengung, dengan keras, serta mereka merupakan orang yang keras, serta agresif. Ataupun kejam pemakan bawang serta lain serupanya. Sebab banyak orang salah memaknakan perihal itu. Serta itu amat disayangkan. Janganlah cuma memperhitungkan dari logatnya saja. Itu cuma hanya aksen. Hanya bawaan. Itu tidak dapat dijadikan barometer buat memperhitungkan seorang. Sebab watak seorang itu tidak terdapat ikatan dengan aksen seorang.
Itu merupakan 2 perihal yang berlainan. Jadi cobalah buat tidak sangat menjudge seorang. Sebab itu tidak bagus. Itu galat, janganlah biasakan tindakan itu. Justru banyak banyak orang mereka, yang logatnya keras serta berdengung, mereka justru mempunyai batin yang bagus, mereka mempunyai jiwa manusiawi yang besar, mereka mempunyai empati serta belas kasih yang besar, rasa kekeluargaannya besar. Justru orang yang berdialog lembut, lesu, mereka yang mempunyai batin busuk, hasrat kejam. Jadi janganlah sempat peruntukan aksen selaku barometer memperhitungkan seorang.
Aksen seorang dapat berdengung serta keras, tetapi batin mereka belum pasti semacam itu. Dapat jadi mereka lebih berperikemanusiaan dari biasanya orang. Serta itu banyak terjalin. Mereka cuma keras di ocehan, kata- katanya bisa jadi keras, jelas, nyeletuk. Tetapi itu kenyataan, itu realita. Alhasil mereka telah berpengalaman psikologis dengan perihal itu. Alhasil umumnya mereka merupakan banyak orang yang mempunyai psikologis yang matang.